Kesimpulan
Dalam waktu dekat, seorang ilmuwan Jepang merekayasa exoskeleton bertenaga yang disebut "Infinite Stratos" (IS). Memiliki teknologi dan kemampuan tempur yang jauh lebih maju daripada sistem senjata lainnya, ISIS mengancam untuk membuat dunia tidak stabil. Dihadapkan dengan senjata yang sangat kuat tersebut, negara-negara di dunia memberlakukan “Alaska Treaty”, yang menyatakan bahwa IS tidak akan pernah digunakan untuk pertempuran militer dan bahwa teknologi IS yang ada harus didistribusikan secara merata ke semua negara, untuk mencegah satu negara mendominasi. yang lain. Namun, pengenalan IS memiliki pengaruh besar pada masyarakat. Karena ISIS hanya dapat dioperasikan oleh wanita, keseimbangan kekuatan antara pria dan wanita rusak, dengan wanita mendominasi masyarakat atas pria.
Sepuluh tahun setelah IS pertama diperkenalkan, dunia telah memasuki era baru perdamaian. Damai hancur, bagaimanapun, oleh penemuan tak terduga. Seorang bocah Jepang berusia 15 tahun, bernama Ichika Orimura, diketahui mampu mengoperasikan IS. Menyadari potensinya, Ichika dipaksa oleh pemerintah Jepang untuk menghadiri Akademi Stratos Infinite yang bergengsi, sebuah akademi internasional di mana para pilot IS dari seluruh dunia dilatih. Dengan demikian kehidupan sekolahnya yang sibuk dikelilingi oleh gadis-gadis dimulai.